"Justin dia terluka!" Teriak Laura panik.
"Apa ada apa?"Teriakku dari atas sini. "Apa yang terjadi?"
"Oh Sial!" Gerutuku.."Baiklah aku segera turun!"
"Sudah ku bilang ini ide yang buruk!" Celoteh Laura panik.
Aku pun segera masuk ke dalam kolam dan berusaha menyelamatkannya. Saat itu perasaanku benar benar kacau, namun tak ada sedikitpun rasa bersalah pada diriku. Yang ku takutkan saat itu hanyalah satu, aku takut ia mati!
"Ada pipa disana, pasti dia terhempas pipa!" Celoteh Laura yang benar benar sangat panik.
"Bantu aku cepat!" Ujarku sambil membawanya keluar dari air.David,Kevin dan Ron segera membantuku mengeluarkan Josh dari dalam kolam itu.
Tiba tiba terdengar sebuah suara dari jauh."Pos pusat ada pelanggar masuk kesini. Tolong kirimkan mobil Patroli"
"Kau dengar itu? Kita harus pergi sekarang!" Ujar Kevin dan langsung berlari menuju mobilnya.
*****
******
Tiba tiba seorang wanita bersweater pink yang tua berjalan ke arah kami.
"Hei Bella, Sweater yang bagus" Ledek Laura.
Tiba tiba saja seorang pria berlari ke arah kami dan memanggilku. "Justin..Justin..".."Kepala sekolah memanggilmu. Ia menyuruhmu ke ruangannya sekarang". Pinta Pria itu dan seketika pergi meninggalkan kami. Aku pun segera berjalan menuju kantor MR.Eddie dan menghampirinya.
NEXT PART 2 >>>
(Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang akan dialami Justin?)
NEXT PART 2 >>>
(Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang akan dialami Justin?)
NEXT PART 2 >>>
(Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang akan dialami Justin?)
"Huh! Menyebalkan!" Gerutunya dan langsung masuk ke dalam sendirian.
Di dalam sana Ron,David dan Kevin sudah menunggu.Begitu pula Laura yang berada tidak jauh dariku. Aku segera mengajak Josh ke sebuah kolam dan menjelaskan beberapa cara bagaimana bisa masuk kelompok kami.
"Jadi begini perjanjiannya.Kau akan melompat dari atas sana kemari." Kataku sambil menunjuk ke kolam itu."Itu saja, dan kau sudah bisa masuk ke dalam kelompok kami.Oke. Apa kau siap?"
"Baiklah.." Ujarnya, dengan raut wajah tak karuan.
"Ayolah ini gampang. Aku akan menemanimu" Hiburku sambil sesekali senyum terpaksa.
"Emm..".Ungkapnya sambil sesekali menelan ludah."Seberapa dalam kolam ini?"
"Aku tidak tahu, tapi..Ayo kita cari tahu".Ajakku dan langsung menariknya menuju tangga kolam itu yang tingginya mencapat 5 meter lebih dari daratan kolam ini.
Di atas sini tubuh Josh terlihat begitu gemetara, aku hanya sesekali cekikikan melihat tingkahnya.
"Josh, ayo kita lakukan.Dalam hitungan ke tiga Oke..".."Satu,Dua.....Tiga!" Teriakku lalu mendorong tubuhnya sehingga membuatnya terjun seketika itu dari atas sini.
"Justin turunlah!Dia terluka!" Teriak David juga yang terlihat panik.
"Cepat turunlah, dia terluka!" Gerutu David.
"Apa dia mati? OH Sial tamatlah riwayat kita!" Gerutu Kevin.
"Cepat Justin angkat dia keluar dari air" Pinta Ron yang saat itu juga Panik.
"Awas kepalanya.." Ujar Laura.
"Cepat keluar dari sini, Ayo kita pergi" Ajak david pada kami semua.Sementara itu Kevin sudah melaju dahulu bersama mobilnya.Sementara Laura ikut bersama David dan Ron. Aku masih sibuk mengurus Josh yang ternyata masih belum sadar. Lama kelamaan suara penjaga itu semakin jelas. Akhirnya ku putuskan untuk keluar dari pabrik tua itu dan masuk ke dalam mobilku. Namun benar benar sial nasibku, saat itu juga mobilku mogok dan tertangkaplah aku oleh penjaga itu bersama gerombolannya.
"Letakan tanganmu di atas setir!" Ujar pemimpin dari petugas petugas itu.
Pagi pagi sekali aku baru pulang ke rumah, malam kemarin aku benar benar di tahan oleh para petugas itu. Ku lihat di rumah sepi, kuharap Ibu tak ada di rumah.Karna kalau ia disini, ia akan berceloteh sangat lama.
Ku langkahkan kedua kaki ku sangat hati hati, dan tiba tiba saja seorang perempuan berdiri di antara pintu pintu yang menuju dapur.
"Darimana saja kau?" Tanya nya dengan kedua tangan yang ia letakan di pinggangnya.
"Oke baiklah aku minta maaf. Kaki ku sakit sekali saat ini bu. Tapi sekarang aku harus segera membersihkan tubuhku dan segera pergi ke sekolah." Ujarku acuh.Saat hendak melewatinya, ia menarik lengan kananku dan kembali berceloteh.
"Kurasa aku harus menghubungi ayahmu"
"Oh mom, c'mon..I dont wanna talk with him"
"Justin, kau harus menghentikan ini. Dia ayahmu" Ujarnya dan sama sekali tak ku dengar.
"Hey kawan, bagaimana kakimu?"..."Apa sudah baikkan?" Tanya Ron.
"Ya lumayan" Jawabku acuh.
"Tak kusangka aku bisa masuk penjara, ya walaupun hanya beberapa jam" Ungkap Ron sambil sesekali menggelengkan kepalanya.
"Jadi..Apa yang kau katakan pada mereka? Hingga kau bisa terbebas dengan mudahnya?" Tanya David.
"Jalan jalan di malam yang indah, dan berakhir di pabrik itu dan menemukan Josh dan mencoba membantunya.." Jawabku tenang.
"Oh Tuhan, aku benar benar harus memberikan selamat untukmu. Kau memang jagonya berbohong" Celoteh Kevin sambil Toss denganku.Aku hanya tersenyum kecil.
"Oh sial, itu Isabella Moore..Dengan gayanya yang kuno" Cela David.
"Lihatlah ia memakai sweater itu selama 3 tingkatan" Celoteh Laura.
"Dia adalah orang pendiam yang perlu di awasi" Sambung Ron.
"Sedikit di permak pasti akan terlihat lebih cantik" Bela Kevin.
"Terima kasih.." Jawab Bella dengan kalem dan dengan suara khas nya yang begitu manis manja.
Ia benar benar sudah menungguku.
"Justin Carter?"
"Ya benar"
"Beberapa siswa disini mengatakan kalau kau minum minum di lingkungan sekolah".."Beruntung bagimu Josh Clayton tidak bicara apa apa. Dan beruntung pula, pemilik pabrik tidak menuntutmu"
"Jadi..Aku akan memberikanmu hukuman".."Hukuman yang pantas"
"Apa? Bapak akan mengeluarkanku dari sekolah?" Tanyaku.
"Belum. Maksudku, aku akan menguji mu dahulu. apakah kau akan berubah atau semakin kacau"
"Bagaimana?"
"Selain belajar di kelas kau akan membantu petugas OB seusai sekolah.Hari sabtu menjadi tutor adik kelasmu. Dan yang terkahir kau akan mengikuti klub drama akhir semester"
"What? Pertunjukan musim semi? Oh ayolah pak, apa tidak ada yang lain? Itu adalah tempat tempat pecundang.." Gerutuku.
"Saatnya kamu berubah, menjalani hari hari dengan orang orang baik dan mereka bukan pecundang. Jangan mengacaukannya Carter..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar