Jumat, 04 Mei 2012

My Princess Dreaming(˘ʃƪ˘)ღ (PART 4)

          Aku segera membawanya keluar dan mencoba menjauh dari keramaian. Oh hebat sekarang aku benar benar merasa dipermalukan oleh orang ini. Aku jadi sedikit heran mengapa Nick mau mendekati wanita desa ini. Ya, maksudku ia sama sekali tak tahu cara menggunakan mesin Es-krim. Ia terlihat seperti wanita purba.
"Apa yang kau lakukan!".."Mencoba menjadi popular dengan cara seperti ini? Ini takkan membuatmu popular! Ini hanya aka nmembunuhmu!" Sentakku kasar.
"Kenapa? Apa salah jika aku ingin bekerja seperti gadis Amerika biasanya?!" Balas Ellen berteriak.
"Apa?! Maksudmu?"
"Umm...ma..maksudku.."
"Jawab aku!" Sentakku yang semakin heran dengannya.
"Sudahlah, tidak ada yang perlu dibicarakan.".."Terima kasih sudah menolongku. Aku mau pulang" Katanya sambil berjalan meninggalkanku dan  mengelap semua es-krim yang berlumuran di wajahnya. 
Sebenarnya ingin ku mengejarnya. Namu gengsi rasanya.
            "Awww!!" Teriakku ketika tiba tiba saja dijambak oleh Samantha. "Keparat! lepaskan tanganmu dari rambutku!" Sambungku seraya melepaskan tangannya.
Jawabnya berteriak tak mau kalah dan masih tetap menjambak. 
"Berani beraninya kau melakukan ini padaku" Teriaknya kencang sambil memperlihatkan rambutnya yang penuh dengan Es-krim tadi.
"Kau pantas mendapatkan itu karna kau sudah menggangu temanku!".."Percayalah kau bukan putri disini!" Ujarku kalem dan segera pergi menghindarinya. 
"Tapi aku pemilik sekolah ini!"
"Ya terus? Aku harus berteriak WOW gitu?" Ujarku kalem kemudia segera meninggalkannya.
Namun bukan Samantha, jika ia tak pernah mendapatkan apa yang ia inginkan. Jelas ia tak mau kalah olehku, akhirnya ia mengejarku kemudian membalikan tubuhku dan berusaha menamparku. Tapi untungnya samng pangeran datang menyelamatkan. "Bukan wanita jika ia bermain kekerasan!" Ucap Tom memegangi lengan Sammy.
"Kau ini! Kenapa kau selalu menghalangiku!" Teriak Sammy kesal.
"Karna aku tak mau kau menyakiti siapapun lagi! Especially my princess! Selena Carter"
"Berhentilah memanggilnya princess Tommy! Kita ini keluarga kaya dan tak pantas dengan gelandangan sepertinya" Balas Sammy diiringi tatapan sinis padaku.
'PLAAKKK' Akhirnya tangan Tommy berhasil mendarat di pipi Sammy. 
"Awww".."Aku akan melaporkanmu pada Paman Jeremy! Dasar anak pungut!" Jerit Sammy diiringi tangisan kemudian pergi menghilang dari pandangan kami.


"Tom, apa kau gila? Kenapa kau menamparnya? Kau ingin dilaporkan pada ayahnya lalu kau dikeluarkan dari sekolah? Dan pasti aku akan terbawa dan dikeluarkan juga dari sekolah. Oh tidak..apa yang harus ku katakan pada ayahku jika aku dikeluarkan?" Ujarku panik. 
"Sudahlah, jangan kau pikirkan." Jawabnya santai.
"Tapi...?".."Dan siapakah paman Thomas? Dan siapakah anak pungut?" Tanyaku sekali lagi.
"Ku bilang sudah lupakanlah..tidakkah kau mengerti ucapanku!" Sentaknya dan membuatku diam seketika. "Ayo! Ku antarkan kau pulang" Ia segera menarikku masuk kedalam sedan hitamnya.
Entah mengapa hari ini ia begitu berbeda. Tak ada canda darinya. Ingin rasanya aku bertanya namun ia pasti akan marah. Jadi yasudahlah lebih baik aku diam.


"Mau masuk dulu?" Tanyaku sedikit ragu karna wajahnya masih terlihat garang.
"Tidak terima kasih" Jawabnya singkat lalu kembali meluncur dengan sedan hitamnya.
Aku hanya mengehla nafas melihat tingkahnya. Sedikit aneh tapi...yasudahlah nanti juga baik kembali.


        "Aku pulang" Teriakku sambil melongok ke sekeliling dan ternyata dirumah kosong. Huh aku menghela nafas lega. Ternyata Lissa tidak ada, mungkin dia pulang dan takkan kembali kerumah ini lagi. Aku segera duduk di Sofa dan langsung memindahkan ke channel "V". Dimana disitu aku bisa menikmati musik musik Favouritku, sekaligus untuk penyemangat diri.
"Harum apa ini?" Ujarku yang tiba itba mencium bau sedap dari arah dapur. Kuikuti bau itu dan ternyata disana seorang wanita sedang memasak kue coklat yang baunya sangat harus jadi pasti rasanay sangat enak. Aku sangat senang karna sudah lama aku tidak makan masakan rumah, tapi aku juga sedih karna ternyata Lissa masih ada di rumah ini -_-
"Hey Selly. Ingin mencicipi?" Katanya diiringi senyum seraya menyodorkan sepiring kue itu padaku.
"Tidak" Jawabku acuh sambil memalingkan wajah.
"Benarkah? Kau tidak lapar?" Tanyanya lagi sambil mencium cium kue itu dan membuatku tak tahan tapi aku harus menahannya.
"Tidak!"
"Ohya? Ini enak lohh.." Sekali lagi ia benar benar membuatku tak tahan, jadi kurebut saja sepiring kue itu dari tangannya.
"Aku tahu kau takkan mampu menahannya. Bagaimana rasanya?..".."Apa enak?"
"Biasa saja" Jawabku dengan mulut yang penuh dengan kue itu. IA hanya tersenyum melihatku.
"Hmm Lissa..boleh aku minta lagi?" Tanyaku sedikit malu.
"Tentu saja. Kau boleh ambil semuanya"
"Oh terimakasih Lissa, kau baik sekali" Kataku kegirangan dan mengambil semua kue itu kemudian meluncur masu ke kamarku.
****
       "Tok..Tok...' Terdengar suara ketukan Pintu dari luar.
"Masuk" Pintaku dan kembali mengerjakan PR menggambarku.


"Hey..Sedang apa?" Tanya Lissa kemudai duduk di sampingku.
"Tentu saja mengerjakan PR, apa kau tidak melihatnya?" Jawabku tanpa menoleh padanya sedikitpun.
"Kau menggambar kerajaan?"
"Ya, aku mendapat tugas menggambar tentang impianku. Dan Aku sangat berharap bisa tinggal di sebuah Puri suatu saat nanti. Dan juga menajdi putri kemudian menikah dengan pangeran. Dan hidup bahagia selamanya. bukankah itu hebat?"
"Jadi kau ingin tinggal dikerajaan? Ingin menjadi putri dan menikah dengan pangeran?"
"Yap. Itulah mimpiku." Jawabku masih terus menyelesaikan gambarku.
"Bagus. Teruskanlah mimpimu, karna suatu saat aku yakin itu bisa terwujud." Ucapnya bijak sambil mengelus elus rambutku lembut.
"Jadi..apa mimpimu Lissa? Apa kau tidak memiliki mimpi?"
"Haha tentu saja aku punya" Katanya diiringi tawa kecil. "Aku bermimpi bisa bertemu dengan anakku. Anak yang selama ini hilang karna diculik. Mungkin jika ia masih denganku, ia seumuran denganmu" Sambugnya yang kini diiringi sedikit tetes air mata.
"Kau menangis Lissa?" Aku segera bangkit dan mecoba menenangkan Lissa. "Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengingatkanmu dan...aku minta maaf karna selama ini aku kasar padamu"
"Itu tidak masalah. Justru aku senang dengan sikapmu padaku, karna aku jadi merasa diperlakukan seperti ibu oleh anakku sendiri. Aku merasakan bagaimana jika kau marah padaku, itu membuatku senang. Terima kasih Selly, kau membuatku bahagia selama aku disini. Walapun hanya baru bebrapa hari" Jelasnya dan tiba tiba saja memelukku penuh kasih sayang. "Kau tahu Selly. Janganlah membenci seseorang yang masih bisa kau panggil Ibu. Karna tanpa seorang Ibu kau takkan bisa ada di dunia ini. Sejahat apapun ibumu, janganlah kau membencinya. Karna kejahatan yang dilakukannya adalah kebaikan untukmu. Dan tak pernah ada perasaan benci sedikitpun dalam hati seorang ibu pada anaknya. Yang ada hanyalah kasih sayang tulus yang slalu ia jaga untuk anaknya walaupun mereka tak bersama lagi" Sambungnya. Oh Tuhan rasanya aku tak tahan menahan air mata. Kasih sayang seorang Ibu yang sudah lama tak kurasakan, kini bisa kurasakan kembali. WAlaupun Lissa bukan ibuku tapi dia benar benar menjadi Ibu dalam hidupku. Aku berjanji akan bersikap baik padanya. Untuk hari ini, esok, lusa ataupun selamanya.


Ternyata kasih sayang seorang ibu memang tulus. Ia sudah tak bertemu anaknya selama beberapa tahun tapi ia masih menyayangi anaknya, walaupun ia tak tahu jika anaknya masih hidup atau tidak. Rasanya kau benar benar menyesal karna tlah membenci ibuku. Mungkin ibu bercerai dengan Ayah karna suatu masalah dan buka nbermaksud ingin meninggalkanku. 
Setelah beberapa lama aku dan Lissa saling bercanda, ia pun meninggalkanku untuk pergi tidur karna sudah larut malam. Sekecup ciuman darinya pun menempel di dahiku. Ciuman dari seorang ibu yang sudah lama tak kurasakan. "Selamat tidur sayang. Aku mencintaimu"


Setelah Lissa keluar. Segera kujamah telepon rumah yang berada dekat jendela kamarku. Segera pula kuhubungi Ibu. "Ku harap nomernya masih aktif" Ujarku dalm hati dengan perasaan deg-degan. Akhirnya ku tekan nomer telepon Ibu dan tak lama kemudian telepon pun tersambung. 
"Hallo. Jannet disini? Siapa disana?"
"I..I..Ibu..." ucapku gagu.
"Selena? Apakah itu kau?" Teriaknya dalam telepon.
"Ya ini aku bu. Bagaimana kabarmu bu? Baik baik saja kan?"
"Larut sekali kau menelpon, ada apa sayang? Ya aku baik. Bagaimana denganmu?"
"Aku juag baik bu. Aku hanya sedikit rindu pada ibu."
"Benarkah?"
"Ya. Dan sebenarnya tidak sedikit. Tapi aku sangat sangat menyayangi ibu. MAksudku aku sangat merindukan Ibu"
"Aku juga merindukanmu nak. Aku rindu menyanyikan lagu sebelum tidur untukmu dan aku rindu mencium keningmu sebelum tidur."
"Kalau begitu lakukan saja sekarang bu. Nyanyikan aku dan ciumlah aku"
"Baiklah. twinkle, twinkle, little star how i wonder what you areup above the world so highlike a diamond in the skytwinkle, twinkle, little star how i wonder what you are. Selamat tidur sayang. Aku mencintaimu :* muaahhhh"


"Aku juga mencintaimu bu. Aku tidur sekarang ya" Kataku dan segera menutup teleponnya. Senangnya malam ini aku bisa tidur super nyenyak berkat ciuman dari ibu dan nyanyian dari ibu tadi :)
Jadi selamat tidur :)








NEXT PART 5 >>>









Tidak ada komentar:

Posting Komentar