Rabu, 04 April 2012

My Princess Dreaming(˘ʃƪ˘)ღ (Part 3)

              Keesokan paginya saat aku bangun, ternyata di rumah tak ada siapapun. kutemukan sepucuk kertas di meja makan dan ternyata itu dari ayah. "Nak, Guess waht?! aku mendapat pekerjaan. Dan pekerjaan ini sangat rahasia, ini berkaitan dengan putri putri di seluruh dunia. Aku akan pergi selama beberapa hari, dan kau akan tinggal dengan Lissa. Jadi bersikap baiklah padanya. I Love You♥"
"Apa?! menghabiskan beberapa hari dengan wanita yang sama sekali tak ku kenal? Ini benar benar menyebalkan!".Gerutuku."Jadi, sekarang aku akan makan apa?! apakah Ayah setega ini meninggalkanku tanpa makanan?"

Tiba tiba saja seseorang masuk dari pintu belakang. Dan ternyata itu adalah Lissa. Ia membawakan makanan rumahan yang sepertinya masakan dia sendiri. “Ayo makanlah. Aku tahu kau lapar. Dan sebentar lagi Bus mu akan menjemput kan? Jadi ayo cepat makan” Suruhnya dan aku pun segera menuruti perintahnya. Sifatnya benar beanr seperti Ibu. Yang setiap pagi selalu menyiapkan makanan untukku sebelum aku berangkat sekolah. Namun tetap saja bagiku Lissa takkan semudah itu menggantikan ibu.
Tak lama kemudian Bus sekolah pun datang. Aku pun segera pergi tanpa berpamitan pada Lissa.
“ah aku tidak perduli! Lagi pula ia bukan Ibuku”Gumamku dalam hati dan segera masuk ke dalam Bus dan duduk di belakang seperti biasanya bersama Tom. Terlihat dari dalam Bus, Lissa melabaikan tangannya padakau. Dan cara melambaikan tangannya benar benar seperti seorang Wanita kerajaan atau biasa disebut Lady Royal.
“Mungkin aku dengannya akan cocok. Mungkin ia juga suka menonton film film kerajaan dan terobsesi menjadi wanita kerajaan” Pikirku sambil tertawa kecil. dan "Eh tunggu dulu! apasih aku ini. Aku kan tak menyukainya dan untuk menjadi cocok dengannya, itu mustahil!" Sambungku.

“Kau kenapa tertawa sendiri?” Tanya Tom heran.
“Hah?Apa? tidak.. aku tidak apa apa” Jawabku sedikit kaku.
“Jadi..siapa wanita yang tadi melambaikan tangan padamu itu? Dia seperti seorang Lady Royal. Kau tahu? Wanita kerajaan”
“Dia Lissa. Pacar baru Ayahku. Ia menjadi pengasuhku selama Ayahku pergi”
“Dimana Ayahmu mendapatkannya?” Tanyanya dengan sedikit tawa.
“Aku tidak tahu.” Jawabku singkat.

            Beberapa menit berlalu dan kami tiba di sekolah. Aku dan Tom segera berjalan masuk ke sekolah dan tidak sengaja. Aku mendapati Ellen berada di mobil Nick. Aku benar benar terkejut saat melihatnya ada di sana. Tom yang melihatku sedang memandang tajam kearah Nick dan teman temannya, ia pun langsung menutupi kedua mataku dengan tangannya.
“Sudahlah jangan di lihat. Nanti kau menangis lagi” Jelasnya. Aku hanya memalingkan wajahku sambil sedikit salah tingkah. Tiba tiba saja wanita yang sedang berada di mobil Nick memanggilku lantang, “Carter….” Teriaknya.
Aku hanya terdiam dan berpura pura tak mendengar. Lalu wanita itu menghampiriku dan Tom yang saat itu sedang berjalan. Aku mencoba menjauh dari Ellen dan langsung menarik lengan Tom. Namun wanita itu seolah olah tak mengerti jika aku sebal padanya, ia malah tetap mengejar kami.
“Selena, selena tunggu dulu..” Ujarnya sambil sesekali menghela nafas.
“Apa?” Jawaku angkuh.
“Kau ini kenapa sih? Aku memanggilmu tapi kau mengacuhkanku” Ujarnya sedikit kesal.
“Aku tak mendengarmu” Jawabku dan masih meneruskan berjalan dengan Tom di sampingku.
“Kau marah padaku? Kalau kau memang marah padaku, berikan alasannya”
“Tidak. Aku tidak marah”
“Lalu, kenapa kau seperti menghindar dariku?” Gerutunya lalu berdiri di hadapanku, seolah olah menghalangi jalanku dan Tom.
“Ellen dengar. Apa yang sebenarnya kau mau dariku? Sekali lagi dengarkan aku. Aku tidak marah padamu dan berhentilah menggangu ku!” Sentakku lalu mendorong Ellen dan melanjutkan perjalanan sambil menggandeng Tom.
Tom saat itu melepaskan gandengan tanganku dan malah membela Ellen dan membuatku semakin kesal.
Ia malah berkata, “Hey seharusnya kau tak bertindak seperti itu padanya! Kalau kau seperti itu, kau sama seperti Sammy. Dan putrid tidak bertingkah seperti itu”
Tom pun kembali dan membantu Ellen yang terjatuh karena ulahku.
Aku hanya menggerutu sendirian dan pergi ke kelas sendiri.

            Sebenarnya saat berada di pintu kelas, aku tak ingin masuk. Karna disana terdapat Sammy dan kelompoknya. Tapi aku memberanikan diri untuk masuk dan duduk di bangku ku. Aku hanya terdiam dan menundukkan kepalaku, sementara Sammy dan kelompoknya hanya tertawa tawa tak jelas dan mulai menghampiriku.
“Hello Carter..”.."Dimana pacarmu dan teman yang baru itu?"Ujarnya sambil tertawa tawa tak jelas. Aku mengacuhkannya dan ia mulai menarik narik rambutku.
“Apa masalahmu!” Sentakku dan Aku mulai kesal lalu berbalik menjambak rambutnya.
Dia hanya berjerit jerit dan tiba tiba seorang wanita dan seorang pria memisahkan kami. Ya itu adalah Ellen dan Tom. Ellen yang saat itu memegangi lenganku, langsung ku dorong. Dan aku kembali bertarung dengan Sammy.
Tiba tiba Mrs.Rose yang merupakan kepala sekolah melihatku dan Sammy sedang bertarung. Karna saat itu yang di lihat Mrs.Rose adalah aku yang menjabak rambut Sammy. Maka Mrs.Rose menyuruhku datang ke ruangannya.
“OH SHIT! Hari ini benar benar hari buruk untukku!Aku mandapati pria yang kusukai malah menyukai temanku. Dan sekarang, aku mendapat masalah baru!” Gerutuku dalam perjalanan menuju Ruang Mrs.Rose.

“Jadi apa masalahmu? Mungkin kamu benci padanya karna ia akan menjadi sainganmu di Homecoming nanti. Tapi menjambak rambutnya bukanlah hal yang baik, Carter” Umbar Mrs.Rose.
“Tapi..ini benar benar bukan salahku. Ia memulainya dan aku berusaha melawannya. Apakah itu salah?” Belaku.
“Benarkah? Kau jangan banyak mengarang alasan. Jika kau memang salah sebaiknya kau berterus terang, karna saya tidak akan membunuhmu” Ujarnya.
“Ta..ta..tapi..Aku bersumpah. Ini semua bukan salahku”
“Sudahlah. Bagaimana pun kau memberikan alasan padaku. Tetap saja kau berada dalam masa percobaan sekarang dan..” Tuturnya yang seketika terpotong oleh seseorang yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan.

“Tunggu dulu…” Potongnya. “Ini semua bukan salah Carter. Maksudku..ini semua salahku. Sebenarnya Carter mencoba membelaku dan melakukan perlawanan pada Sammy. Jadi jangan hokum dia, hokum saja aku” Sambungnya pasrah.
Aku hanya terpelongo dan Mrs.Rose memandangku kemudian bertanya, “Benarkah itu Carter?”
“Hmm..eh..eh..i..iya Bu..” Jawabku gagu.
“Jadi yang sebenarnya berkelahi itu Sammy".."dan dengan kau Ellen?” Tanya Mrs.Rose pada Ellen.
“Ya, ini semua salahku” Jawabnya.
“Baiklah. Sekarang kalian berdua keluar.”..”Dan kau Ellen. Kau dalam masa percobaan saat ini. Bersikaplah baik, kau ini murid baru dan aku berharap kau bisa bersosialisasi dengan baik”
Kami berdua pun keluar. Walaupun Ellen sudah membelaku, namun rasa sebal ini masih ada. “Tak usah sok menjadi pahlawan di depanku!Aku tak butuh bantuanmu!” Sentakku lalu berlari dari hadapan Ellen. Dia hanya terdiam seolah olah tak mengerti mengapa aku begitu sebal padanya.

***
            Saat aku masuk ke kelas, keals sangat ramai. Orang orang menggosip disana sini. Salah satu topic yang mereka bicarakan salah satunya adalah mengenai pemilihan Ratu Homecoming yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi.
Sammy, ia sibuk  berkampanye agar teman teman mau memilinya menajdi Ratu Homecoming tahun ini. Namun aku begitu yakin jika ia takkan berhasil, karna orang orang tak menyukainya. So..Tak ada yang mau memilihnya.
Aku hanya tertawa kecil melihat aksi Sammy yang berusaha mempromosikan dirinya, dan aku pun menghampiri Tom yang sedang sibuk mengutak atik Essay Matematika yang menjadi tugas hari ini.
“Kau begitu rajin..” Umbarku sekaligus duduk di sampingnya. Ia hanya terdiam dan sepertinya masih setengah marah padaku.
“Kau marah padaku karna masalah tadi?” Tanyaku dengan nada menyesal.
Akhirnya ia mau menatapku dan menjawab pertanyaanku. “Tidak. Aku tidak marah padamu. Mana mungkin aku bisa marah padamu?” Hiburnya. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
“ngomong ngomong, apakah kau sudah berterima kasih pada Ellen? Dia sudah menyelamatkanmu loh..” Tuturnya.
“Darimana kau tahu?” Tanyaku heran.
“Rahasia..".."Tapi kau sudah berterima kasih kan padanya? Dan kau sudah meminta maaf kan padanya karna tadi kau sudah mendorongnya?”
“Hmm, untuk meminta maaf dan berterima kasih padanya kurasa itu sulit. Aku masih sebal padanya.”
“Karna ia disukai oleh Nick? Kau menajdi sebal padanya? Selena dengarlah, itu bukan salah Ellen jika Nick menyukainya. Itulah yang dinamakan hak tiap orang untuk bebas mencintai siapapun. Jadi kau harus belajar menerima kenyataan jika Nick memang seharusnya ditakdirkan dengan Ellen, bukan kau” Jelasnya yang sedikit membuatku semakin sebal. Aku hanya memalingkan wajahku darinya dan berpura pura tak mendengarkannya.
Mengetahui jika tak ku dengarkan, Tom memalingkan wajahku dengan kedua tangannya. Kini ia menatapku tajam. Aku hanya bisa sesekali menelan ludah.

 "Jangan berpura pura tak mendengarku."."Seharusnya kau senang jika Nick lebih memilih Ellen daripada Sammy. Benarkan?" 
"Tidak. Akan lebih bagus jika ia memilihku" Jawabku ketus,
Ia hanya menggeleng dan memegangi kedua pipiku. Menatapku lebih dalam dari sebelumnya dan mulai berkata, "Sekali lagi dengar perkataanku dengan baik. Menerima kenyataan memang sulit, tetapi kau harus tahu jika seorang putri harus berhenti memikirkan satu pangeran. Ingatlah diluar sana banyak pangeran yang menginginkanmu" 
Aku hanya tersenyum tersipu mendengarkannya. Jika dipikir pikir benar juga ya, seorang putri itu memiliki banyak pangeran yang ingin mempersuntingnya. 
Ahh..tapi tetap saja cintaku hanya untuk satu pangeran, yaitu untuk Nick. Jadi jika disuruh untuk ikut bahagia jika suatu saat Ellen menjadi kekasih Nick, itu mustahil.

***
        Singkat cerita 3 hari kemudian hampir berlalu. Aku masih memusuhi Ellen sebab ia semakin hari semakin dekat dengan Nick. Dan bisa jadi mereka malah sudah berpacaran. Untuk menghilangkan rasa kesalku, karna hari ini hari minggu, aku pun memutuskan untuk makan es-krim ke kedai es-krim yang biasanya ku kunjungi. Disana ku lihat ramai sekali, banyak remaja remaja seusiaku sedang tertawa tertawa dan seperti mentertawakan seseorang. Saat ku lihat apa yang sedang mereka tertawakan, ternyata objek yang menjadi tertawaan anak anak adalah seorang pegawai di kedai itu yang tak tahu menggunakan sebuat alat tempat tempat es-krim itu dikeluarkan. Sehingga membuat selur es-krim es-krim nya bercucuran kemana mana. Pegawai itu benar benar terlihat udik. Saat semakin ku dekati ternyata itu adalah Ellen.
"Ya Tuhan! itu Ellen. Dia...."..."Pasti ini semua ulah sammy. PAsti ia sengaja mempekerjakan Ellen disini"Batinku. 
Tanpa pikir panjang aku segera masuk ke dalam kedai itu dan mencoba membantu Ellen.
"Ellen apa yang kau lakukan disini" Bisikku.
"Aku hanya mencoba menjadi gadis normal, ya maksudku bekerja" Ujarnya yang amsih sibuk dengan es-krim disana sini.
"Tapi kalau kau tidak bisa, jangan memaksakan" Bisikku lagi dan membantunya mengurus es-krim es-krim yang bercucuran kemana mana.
"Kau peduli padaku?" Teriaknya sambil memelukku dan membuat sekujur tubuhku berlumurkan es-krim. Lalu kulepaskan pelukannya dan menenteng nya keluar dari kedai itu.
Disana terdapat Sammy dan teman temannya yang asyik mentertawakan Ellen. Sambil berjalan melewatinya, ku guyurkan Es-krim yang kubawa di kepalanya.
Dan ia hanya berjerit jerit tak jeals. Ah..biarlah, aku tak perduli.




NEXT PART 4 >>>
(Selena will forgive Ellen or not? An they will be friends again or not?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar