"Apa?!
menghabiskan beberapa hari dengan wanita yang sama sekali tak ku kenal? Ini
benar benar menyebalkan!".Gerutuku."Jadi, sekarang aku akan makan
apa?! apakah Ayah setega ini meninggalkanku tanpa makanan?"
Tiba tiba saja seseorang masuk dari pintu belakang.
Dan ternyata itu adalah Lissa. Ia membawakan makanan rumahan yang sepertinya
masakan dia sendiri. “Ayo makanlah. Aku tahu kau lapar. Dan sebentar lagi Bus
mu akan menjemput kan ?
Jadi ayo cepat makan” Suruhnya dan aku pun segera menuruti perintahnya.
Sifatnya benar beanr seperti Ibu. Yang setiap pagi selalu menyiapkan makanan
untukku sebelum aku berangkat sekolah. Namun tetap saja bagiku Lissa takkan
semudah itu menggantikan ibu.
Tak lama kemudian Bus sekolah pun datang. Aku
pun segera pergi tanpa berpamitan pada Lissa.
“ah aku tidak perduli!
Lagi pula ia bukan Ibuku”Gumamku dalam hati dan segera masuk ke dalam Bus dan duduk
di belakang seperti biasanya bersama Tom. Terlihat dari dalam Bus, Lissa
melabaikan tangannya padakau. Dan cara melambaikan tangannya benar benar
seperti seorang Wanita kerajaan atau biasa disebut Lady Royal.
“Mungkin aku dengannya
akan cocok. Mungkin ia juga suka menonton film film kerajaan dan terobsesi
menjadi wanita kerajaan” Pikirku sambil tertawa kecil. dan "Eh tunggu dulu! apasih aku ini. Aku kan tak menyukainya dan untuk menjadi cocok dengannya, itu mustahil!" Sambungku.
“Kau kenapa tertawa sendiri?” Tanya Tom heran.
“Hah?Apa? tidak.. aku tidak apa apa” Jawabku
sedikit kaku.
“Jadi..siapa wanita yang tadi melambaikan
tangan padamu itu? Dia seperti seorang Lady Royal. Kau tahu? Wanita kerajaan”
“Dia Lissa. Pacar baru Ayahku. Ia menjadi
pengasuhku selama Ayahku pergi”
“Dimana Ayahmu mendapatkannya?” Tanyanya
dengan sedikit tawa.
“Aku tidak tahu.” Jawabku singkat.
Beberapa
menit berlalu dan kami tiba di sekolah. Aku dan Tom segera berjalan masuk ke
sekolah dan tidak sengaja. Aku mendapati Ellen berada di mobil Nick. Aku benar
benar terkejut saat melihatnya ada di sana .
Tom yang melihatku sedang memandang tajam kearah Nick dan teman temannya, ia
pun langsung menutupi kedua mataku dengan tangannya.
“Sudahlah jangan di lihat. Nanti kau menangis lagi”
Jelasnya. Aku hanya memalingkan wajahku sambil sedikit salah tingkah. Tiba tiba
saja wanita yang sedang berada di mobil Nick memanggilku lantang, “Carter….”
Teriaknya.
Aku hanya terdiam dan berpura pura tak mendengar. Lalu
wanita itu menghampiriku dan Tom yang saat itu sedang berjalan. Aku mencoba
menjauh dari Ellen dan langsung menarik lengan Tom. Namun wanita itu seolah
olah tak mengerti jika aku sebal padanya, ia malah tetap mengejar kami.
“Selena, selena tunggu dulu..” Ujarnya sambil sesekali
menghela nafas.
“Apa?” Jawaku angkuh.
“Kau ini kenapa sih? Aku memanggilmu tapi kau mengacuhkanku” Ujarnya sedikit kesal.
“Aku tak mendengarmu” Jawabku dan masih meneruskan berjalan
dengan Tom di sampingku.
“Kau marah padaku? Kalau kau memang marah padaku, berikan
alasannya”
“Tidak. Aku tidak marah”
“Lalu, kenapa kau seperti menghindar dariku?” Gerutunya lalu
berdiri di hadapanku, seolah olah menghalangi jalanku dan Tom.
“Ellen dengar. Apa yang sebenarnya kau mau dariku? Sekali
lagi dengarkan aku. Aku tidak marah padamu dan berhentilah menggangu ku!”
Sentakku lalu mendorong Ellen dan melanjutkan perjalanan sambil menggandeng
Tom.
Tom saat itu melepaskan gandengan tanganku dan malah membela
Ellen dan membuatku semakin kesal.
Ia malah berkata, “Hey seharusnya kau tak bertindak seperti
itu padanya! Kalau kau seperti itu, kau sama seperti Sammy. Dan putrid tidak
bertingkah seperti itu”
Tom pun kembali dan membantu Ellen yang terjatuh karena
ulahku.
Aku hanya menggerutu sendirian dan pergi ke kelas sendiri.
Sebenarnya
saat berada di pintu kelas, aku tak ingin masuk. Karna disana terdapat Sammy
dan kelompoknya. Tapi aku memberanikan diri untuk masuk dan duduk di bangku ku.
Aku hanya terdiam dan menundukkan kepalaku, sementara Sammy dan kelompoknya
hanya tertawa tawa tak jelas dan mulai menghampiriku.
“Hello Carter..”.."Dimana pacarmu dan teman yang baru itu?"Ujarnya sambil tertawa tawa tak jelas. Aku
mengacuhkannya dan ia mulai menarik narik rambutku.
“Apa masalahmu!” Sentakku dan Aku mulai kesal lalu berbalik
menjambak rambutnya.
Dia hanya berjerit jerit dan tiba tiba seorang wanita dan
seorang pria memisahkan kami. Ya itu adalah Ellen dan Tom. Ellen yang saat itu
memegangi lenganku, langsung ku dorong. Dan aku kembali bertarung dengan Sammy.
Tiba tiba Mrs.Rose yang merupakan kepala sekolah melihatku
dan Sammy sedang bertarung. Karna saat itu yang di lihat Mrs.Rose adalah aku
yang menjabak rambut Sammy. Maka Mrs.Rose menyuruhku datang ke ruangannya.
“OH SHIT! Hari ini benar benar hari
buruk untukku!Aku mandapati pria yang kusukai malah menyukai temanku. Dan sekarang, aku mendapat masalah baru!” Gerutuku
dalam perjalanan menuju Ruang Mrs.Rose.
“Jadi apa masalahmu? Mungkin kamu benci padanya karna ia
akan menjadi sainganmu di Homecoming nanti. Tapi menjambak rambutnya bukanlah
hal yang baik, Carter” Umbar Mrs.Rose.
“Tapi..ini benar benar bukan salahku. Ia memulainya dan aku
berusaha melawannya. Apakah itu salah?” Belaku.
“Benarkah? Kau jangan banyak mengarang alasan. Jika kau
memang salah sebaiknya kau berterus terang, karna saya tidak akan membunuhmu”
Ujarnya.
“Ta..ta..tapi..Aku bersumpah. Ini semua bukan salahku”
“Sudahlah. Bagaimana pun kau memberikan alasan padaku. Tetap
saja kau berada dalam masa percobaan sekarang dan..” Tuturnya yang seketika
terpotong oleh seseorang yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan.
“Tunggu dulu…” Potongnya. “Ini semua bukan salah Carter.
Maksudku..ini semua salahku. Sebenarnya Carter mencoba membelaku dan melakukan
perlawanan pada Sammy. Jadi jangan hokum dia, hokum saja aku” Sambungnya
pasrah.
Aku hanya terpelongo dan Mrs.Rose memandangku kemudian bertanya,
“Benarkah itu Carter?”
“Hmm..eh..eh..i..iya Bu..” Jawabku gagu.
“Jadi yang sebenarnya berkelahi itu Sammy".."dan dengan kau Ellen?”
Tanya Mrs.Rose pada Ellen.
“Ya, ini semua salahku” Jawabnya.
“Baiklah. Sekarang kalian berdua keluar.”..”Dan kau Ellen.
Kau dalam masa percobaan saat ini. Bersikaplah baik, kau ini murid baru dan aku
berharap kau bisa bersosialisasi dengan baik”
Kami berdua pun keluar. Walaupun Ellen sudah membelaku,
namun rasa sebal ini masih ada. “Tak usah sok menjadi pahlawan di depanku!Aku tak butuh bantuanmu!”
Sentakku lalu berlari dari hadapan Ellen. Dia hanya terdiam seolah olah tak
mengerti mengapa aku begitu sebal padanya.
***
Saat aku
masuk ke kelas, keals sangat ramai. Orang orang menggosip disana sini. Salah
satu topic yang mereka bicarakan salah satunya adalah mengenai pemilihan Ratu
Homecoming yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi.
Sammy, ia sibuk
berkampanye agar teman teman mau memilinya menajdi Ratu Homecoming tahun
ini. Namun aku begitu yakin jika ia takkan berhasil, karna orang orang tak
menyukainya. So..Tak ada yang mau memilihnya.
Aku hanya tertawa kecil melihat aksi Sammy yang berusaha
mempromosikan dirinya, dan aku pun menghampiri Tom yang sedang sibuk mengutak
atik Essay Matematika yang menjadi tugas hari ini.
“Kau begitu rajin..” Umbarku sekaligus duduk di sampingnya.
Ia hanya terdiam dan sepertinya masih setengah marah padaku.
“Kau marah padaku karna masalah tadi?” Tanyaku dengan nada
menyesal.
Akhirnya ia mau menatapku dan menjawab pertanyaanku. “Tidak.
Aku tidak marah padamu. Mana mungkin aku bisa marah padamu?” Hiburnya. Aku
hanya tersenyum mendengarnya.
“ngomong ngomong, apakah kau sudah berterima kasih pada Ellen? Dia
sudah menyelamatkanmu loh..” Tuturnya.
“Darimana kau tahu?” Tanyaku heran.
“Rahasia..".."Tapi kau sudah berterima kasih kan padanya? Dan kau sudah meminta maaf kan padanya karna tadi
kau sudah mendorongnya?”
“Hmm, untuk meminta maaf dan berterima kasih padanya kurasa
itu sulit. Aku masih sebal padanya.”
“Karna ia disukai oleh Nick? Kau menajdi sebal padanya?
Selena dengarlah, itu bukan salah Ellen jika Nick menyukainya. Itulah yang
dinamakan hak tiap orang untuk bebas mencintai siapapun. Jadi kau harus belajar
menerima kenyataan jika Nick memang seharusnya ditakdirkan dengan Ellen, bukan
kau” Jelasnya yang sedikit membuatku semakin sebal. Aku hanya memalingkan
wajahku darinya dan berpura pura tak mendengarkannya.
Mengetahui jika tak ku dengarkan, Tom memalingkan wajahku dengan kedua tangannya. Kini ia menatapku tajam. Aku hanya bisa sesekali menelan ludah.
Ia hanya menggeleng dan memegangi kedua pipiku. Menatapku lebih dalam dari sebelumnya dan mulai berkata, "Sekali lagi dengar perkataanku dengan baik. Menerima kenyataan memang sulit, tetapi kau harus tahu jika seorang putri harus berhenti memikirkan satu pangeran. Ingatlah diluar sana banyak pangeran yang menginginkanmu"
Aku hanya tersenyum tersipu mendengarkannya. Jika dipikir pikir benar juga ya, seorang putri itu memiliki banyak pangeran yang ingin mempersuntingnya.
Ahh..tapi tetap saja cintaku hanya untuk satu pangeran, yaitu untuk Nick. Jadi jika disuruh untuk ikut bahagia jika suatu saat Ellen menjadi kekasih Nick, itu mustahil.
***
Singkat cerita 3 hari kemudian hampir berlalu. Aku masih memusuhi Ellen sebab ia semakin hari semakin dekat dengan Nick. Dan bisa jadi mereka malah sudah berpacaran. Untuk menghilangkan rasa kesalku, karna hari ini hari minggu, aku pun memutuskan untuk makan es-krim ke kedai es-krim yang biasanya ku kunjungi. Disana ku lihat ramai sekali, banyak remaja remaja seusiaku sedang tertawa tertawa dan seperti mentertawakan seseorang. Saat ku lihat apa yang sedang mereka tertawakan, ternyata objek yang menjadi tertawaan anak anak adalah seorang pegawai di kedai itu yang tak tahu menggunakan sebuat alat tempat tempat es-krim itu dikeluarkan. Sehingga membuat selur es-krim es-krim nya bercucuran kemana mana. Pegawai itu benar benar terlihat udik. Saat semakin ku dekati ternyata itu adalah Ellen.
"Ya Tuhan! itu Ellen. Dia...."..."Pasti ini semua ulah sammy. PAsti ia sengaja mempekerjakan Ellen disini"Batinku.
Tanpa pikir panjang aku segera masuk ke dalam kedai itu dan mencoba membantu Ellen.
"Ellen apa yang kau lakukan disini" Bisikku.
"Ya Tuhan! itu Ellen. Dia...."..."Pasti ini semua ulah sammy. PAsti ia sengaja mempekerjakan Ellen disini"Batinku.
Tanpa pikir panjang aku segera masuk ke dalam kedai itu dan mencoba membantu Ellen.
"Ellen apa yang kau lakukan disini" Bisikku.
"Aku hanya mencoba menjadi gadis normal, ya maksudku bekerja" Ujarnya yang amsih sibuk dengan es-krim disana sini.
"Tapi kalau kau tidak bisa, jangan memaksakan" Bisikku lagi dan membantunya mengurus es-krim es-krim yang bercucuran kemana mana.
"Kau peduli padaku?" Teriaknya sambil memelukku dan membuat sekujur tubuhku berlumurkan es-krim. Lalu kulepaskan pelukannya dan menenteng nya keluar dari kedai itu.
Disana terdapat Sammy dan teman temannya yang asyik mentertawakan Ellen. Sambil berjalan melewatinya, ku guyurkan Es-krim yang kubawa di kepalanya.
Dan ia hanya berjerit jerit tak jeals. Ah..biarlah, aku tak perduli.
NEXT PART 4 >>>
(Selena will forgive Ellen or not? An they will be friends again or not?)
"Tapi kalau kau tidak bisa, jangan memaksakan" Bisikku lagi dan membantunya mengurus es-krim es-krim yang bercucuran kemana mana.
"Kau peduli padaku?" Teriaknya sambil memelukku dan membuat sekujur tubuhku berlumurkan es-krim. Lalu kulepaskan pelukannya dan menenteng nya keluar dari kedai itu.
Disana terdapat Sammy dan teman temannya yang asyik mentertawakan Ellen. Sambil berjalan melewatinya, ku guyurkan Es-krim yang kubawa di kepalanya.
Dan ia hanya berjerit jerit tak jeals. Ah..biarlah, aku tak perduli.
NEXT PART 4 >>>
(Selena will forgive Ellen or not? An they will be friends again or not?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar